Kamis, 25 Oktober 2012

Photoshoot ;;)

1. Purple dress with a white-soft pink blouse, black wedges, headbands, watch, and bracelet




2. Same outfit adding with a black clutch





Kamis, 04 Oktober 2012

Kita dan Impian


Hari ini tak ada jadwal kuliah. Ya tentu saja, ini hari Minggu. Ditambah lagi udara di luar yang sangat dingin membuatku malas untuk sekedar menghabiskan Minggu di taman atau jalan ke mall. Ku memilih untuk duduk di meja belajar kamarku yang terletak di sudut jendela. Kubuka laptop berwarna soft pink milikku yang sudah sedari tadi bertengger di atas meja. Mulailah jemariku menari di atas keyboard. Menekan toots toots hingga terbuka sebuah halaman yang membuat senyumku mengembang. E-mail. Ya, hari ini waktuku untuk membaca e-mail e-mail dari sahabat-sahabatku. Sahabatku yang mengukir masa putih abu-abuku menjadi lebih bermakna. Perguruan tinggi yang berbedalah yang membuat kita harus berkomunikasi dengan cara seperti ini.
Kami adalah 8 sahabat yang selalu bercerita mengenai mimpi-mimpi gadis remaja. Mengenai cita-cita, cinta, harapan dan masa depan. Dan hingga kini, di saat raga tak mungkin bisa bertemu setiap waktu layaknya masa putih abu-abu kemarin, kami masih tetap berbagi cerita mengenai hal yang sama. Dan perlahan tak hanya cita-cita yang kami bagi, namun realita mengenai mimpi mimpi yang pernah kami kepakkan bersama.
Aku buka e-mail pertama, dari Yeanita, seseorang yang paling dewasa diantara kami berdelapan. Tapi dewasa di sini bukan berarti yang paling kalem ya. Dia malah salah satu yang paling heboh.


From    : yeanitasaswita@yahoo.com

To        : gianettadera@yahoo.com

Deraaaaa!! Kangen gilaaak gue sama loe. Nyadar nggak sih loe kita udah lama banget nggak ketemu. Nggak kangen apa loe sama gue? Loe baik-baik aja kan di sana? Kalo Jakarta sih masih seperti sedia kala, panasnya nggak ketulungan. Sampe bingung mau pasang AC berapa di kost-an.

Btw, mau pamer dulu nih gue. You know kan barusan ada pemilu. Gilak kampanye di Jakarta parah sumpah. Bunderan HI tuh yaa, penuh ratusan manusia yang berasa pada beranak di situ. Tiap menit nambah masa. Kalau menurut data yang gue analisa, waktu yang diperlukan untuk melakukan cacah jiwa ke mereka tu bisa nyampe 2 harian gitu deh. Banyak gilaak. Tapi sebenernya bukan itu sih yang mau gue pamerin. Jadi gini, sebagai anak statistika *ehem* gue dikasih kehormatan buat ikut terjun langsung buat bikin quick count. Kebayang nggak sih, yaampun baru setaunan gue sekolah udah langsung bisa terjun langsung lapangan gini. Mana yang bisa ikut terjun dari golongan mahasiswa itu cuman 5% Der! Dan gue salah satunya. Keren nggak sih????
Oiya, gue belum cerita ke loe ya soal Dennis? Aaaaa Deraaaa T.T gue bingung. Loe inget kan? Nggak lama sebelum gue terbang ke STIS, Dennis nyamperin gue dan bilang kalo kita emang nggak bisa disatuin. Tembok diantara kita terlalu kokoh untuk bisa dirobohkan. Yess , I’m frustrated. Tapi kemaren pas ulang tahun gue, secara tiba-tiba dia dateng ke Jakarta Der. Tanpa sepengetahuan gue. Dia dateng ke kost-an gue tepat jam 12 malem sambil bawa kue dan nyanyi lagu happy birthday buat gue. Untung aja bawa kue, kalo dia dateng bawa yang lain malah berabe kan *eh wkwk. Dan yang perlu digarisbawahi, dia jauh-jauh dateng dari Jogja cuman buat gue Der. Gimana gue nggak nangis bersimbah darah coba. His action is too sweet. Tapi ya gitu Der, belum ada kejelasan. Doain hubungan gue nggak cuman di garis abu-abu gini ya. Ya gue harap e-mail gue selanjutnya ke elo, nyritain kisah gue yang abu-abu ini menjadi jingga. J

See ya Dera Victoria wuahaha. Hoping for your reply soon ;)

Yean masih seperti dulu. Selalu rame, kocak dan tidak bisa tidak ekspresif. Aku masih ingat bagaimana ekspresi keceriannya saat ia mendapat berita kelolosannya menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Keinginannya untuk menjadi seorang ahli statiska sangatlah kuat. Cita-citanya begitu mulia. Ia ingin suatu saat nanti dialah yang mampu merubah grafik kependudukan Indonesia. Menekan angka pertumbuhan dan menggariskan kurva kenaikan kesejahteraan. Tak salah jika secepat itu dia bisa ditemukan dengan pekerjaan yang dia inginkan, bergabung dengan Badan Pusat Statistik. Walaupun belum benar-benar bergabung ke dalamnya, setidaknya hal ini menjadi sebuah batu loncatan untuknya, memetik buah dari benih tanaman yang ia tanam dan pelihara dengan baik.
Kuberalih ke e-mail kedua. Belum sempat aku membukanya, ingatanku sudah mulai memutarkan rekaman-rekaman di saat ia mampu membuat kami tak bisa berhenti tertawa karena cara melawaknya yang khas. Flat and poker face. Ya, dia adalah Dinka.
From        : radinkafatani@yahoo.com

To                        : gianettadera@yahoo.com

Dera!! Sebenernya aku nggak mau bilang ini, tapi gimana ya? Emang udah nggak bisa ditahan lagi. Tapi kamu jangan kaget ya? Jangan geer juga. Aku kangen kamu Der!! {} Kangen banget sama temen-temen berlapan. Makan di angkringan, sugaran, sleepover, joget dangdut berantai, aaaa semuanyaaa. Kapan mau balik Der? Ntar jadwalin deh ya kumpul-kumpul lagi ;;)

Oiya, mau kasih info nih. Dua hari yang lalu, temenmu yang kamu bilang full of expression ini habis ngresmiin sesuatu lho. Jedeng jedeng jedeng, Radinka Bakery!!!!!! Aaaaa seneng banget Der, akhirnya keinginan buat punya usaha sendiri terwujud. Dan kalo mau tahu, sensasi bakery punyaku nih yaaa menang jauh sama si “roti ngomong” itu :p. Ya nggak papa deh ya, aku emang belum diizinin ke bismen, but see? Tuhan emang punya rencana lain yang lebih bagus buat aku. Ya salah satunya usaha baruku ini :D. Bisa lho kalo mau delivery, khusus aku layanin buat kamu deh. Hhaaaa

Udah dulu ya Der, red velvet udah nunggu buat diplatting nih, see yaaaaa


Waw, betapa bahagianya aku mendengar berita gembira dari Dinka. Keinginannya untuk membangun usaha sendiri emang sudah sejak duduk di bangku SMA. Ia selalu berangan-angan mempunyai sebuah toko roti yang lebih sukses dibanding Breadtalk. Aku ingat kata-katanya sebelum aku brangkat dulu, dia bilang “besok kalo kumpul-kumpul di kedai rotiku aja ya? Insyaalah tahun depan udah bisa dikunjungi.” Dan aku nggak nyangka, omongan asal yang keluar begitu saja saat itu, di dengar Tuhan. Ya, dan aku percaya Dinka juga pasti bekerja keras untuk ini. Senyumku makin mengembang, dan beralih ke e-mail ketiga. Dari Zara, si kaki jenjang.



From        : azaraosya@yahoo.com

To            : gianettadera@yahoo.com

Hi Ibu Dubes J. Long time no see. How’s life. Great isn’t it? Si kaki jenjang mau bagi-bagi cerita sama si badan bagus nih :D

Tau nggak sih Der, aku nulis e-mail ini di mana? I’m in Jenewa right now. As you know lah aku join di group dancer kampus dan saat ini dapet kesempatan ikut competition di Jenewa. Awalnya aku juga nggak nyangka. Terharu deh pokoknya. Bermula dari dancing2 nggak jelas sama si Karin tiap hari. Cari-cari video tutorial dance. Sampe tiap hari kamu bilang bagaikan cacing kepanasan “kruget-kruget” gitu. Dan aku sekarang mau bales omonganmu nih. “Cacing kepanasan lagi di Jenewa Swiss lho. Ikut “kruget-kruget” competition. And you have to know that it’s International Competition. You have to be proud ever saw the kruget style of mine. hahaa*emot kaca mata*

Dan senengnya lagi ya Der, aku di sini bisa ngunjungin World Bank. Tempat di mana kelak aku akan duduk. Mengecek keuangan dunia, mengatur kestabilan ekonomi di dunia. Menggantikan posisi Ibu Sri Mulyani, atau bahkan bisa lebih. Kayak yang pernah kita berlapan obrolin dulu. Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin. Nggak ada yang nglarang buat punya cita-cita tinggi kan? Dan aku yakin Der, suatu saat, beberapa tahun ke depan kita berdelapan dengan predikatnya masing-masing bakal liburan bareng. Berbagi cerita mengenai semuanya. Memanggil dengan panggilan jabatannya. Ibu Dirut World Bank, Ibu Dubes, Ibu Boss, dan predikat membanggakan lainnya :’)

Oh God, I’m tearing. Well, this is what I can report you. Hoping your reply as soon Ibu Dubes :D See yaaaaaa {}


Oh My God, how’s surprise. Satu lagi sahabatku yang udah nemuin kesuksesannya. Bahkan ini baru 3 e-mail yang aku buka. Aku semakin tak sabar untuk membaca keempat lainnya. Cerita mengejutkan apa lagi yang akan aku terima. Kesuksesan sahabat-sahabat karibku mulai terbuka. Cita-cita yang dahulu pernah diterbangkan bersama balon impian satu-satu terwujud. Aku mengusap tetes air mata yang menetes mengalir. Tidak, aku tak ingin berhenti sejenak. Menunda membaca lembaran lembaran berita bahagia dari teman-temanku. Aku lanjutkan membuka e-mail ke-empat. Dari si anak kecil Shena. Yang sedang mewujudkan keinginannya untuk bekerja dengan menggunakan jas putih dengan stetoskop menggantung di lehernya. Dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, ia bercerita.


From       : laksita.shena@yahoo.com

To           : gianettadera@yahoo.com



Kakaaaaaak apa kabar? Sehat kan? Acil juga sehat. Bahkan kemaren Acil juga bantuin orang-orang buat jadi sehat lhooh :D

Well, serius. Bener-bener ya Der, keinginanku buat jadi dokter semakin bulat banget. Miris tau nggak sih ngeliat para orang tua dan anak-anak kecil nggak berdosa yang bisa jadi, nyawa mereka nggak tertolong hanya karena rumah sakit yang jauh ataupun tenaga medis yang nggak bisa ngrambah daerah mereka. Kemarin aku dikasih kesempatan untuk tinggal di daerah terpencil di NTB selama 2 minggu. Tenaga medis di sana sangat minim. Kedatanganku disambut sama warga. Udah kaya Presiden tau nggak sih? Mereka menganggapku bagai malaikat yang dikirim Tuhan buat ngobatin penduduk sekitar. Aku dipeluk, dipuji, dipuja dan bahkan terkadang berlebihan. Menggunakan jas putih berstetoskop membuatku percaya diri Der. Aku semakin terharu saat tugasku di sana sudah selesai. Aku pamit pulang, tapi respon mereka tak diduga. Mereka menangis, memintaku untuk tinggal. Mereka khawatir tak ada yang akan mengobati mereka lagi. Padahal ilmu medisku belum seberapa, tapi mereka sangat menghargai itu. Dan akhirnya aku berani janji ke mereka. Suatu saat aku akan membuatkan mereka sebuah Rumah Sakit layak dengan tenaga medis yang mencukupi. Sekarang anganku udah mulai merancang sebuah bangunan serba putih yang sederhana tapi besar manfaatnya. Dengan tulisan yang cukup jelas di depan gerbangnya, “Rumah Sakit Laksita”. J

Doain ya Der semua itu bisa terwujud. Menjadi dokter bukan hanya mengejar materi belaka. Tapi juga untuk kehidupan setelah dunia berakhir. Ketulusan seorang dokter lebih berharga dan ternilai dibanding dengan nominal rupiahnya. Setuju Der? 


Setuju! Entah aku harus tertawa, sekedar tersenyum atau bahkan terharu. Seorang Shena, si anak kecil yang dulunya masih mempermasalahkan puzzle cinta yang tak kunjung dikembalikan oleh mantannya alias nggak move on move on, sekarang bisa ngomong sebijak itu. Is that really Shena? Kalo iya, sumpah bangga banget. Dia yang dulunya kejang-kejang gara gara liat ulet, sekarang mampu beradaptasi di daerah terpencil seperti itu. Sungguh, satu tahun lebih bisa mengubah banyak hal. In a positive way J. Kembali ke softpink laptop, aku buka e-mail berikutnya. Dari Kanova. Si hidung mancung yang kini menimba ilmu di Negara tetangga, La Salle Singapore. Mengambil fakultas Design Komunikasi Visual di sana. Awalnya ia mengalami ombang-ambing lautan mimpi sebelum akhirnya bertemu dengan dermaga. Dulu ia pernah ingin mengambil Fakultas Farmasi. Namun kami yang peduli dengan masa depannya, meyakinkan ia bahwa Farmasi bukanlah Kanova. Jiwa seorang Kanova ada di design, bukan di racikan obat.


From       : claudiakanova@yahoo.com

To           : gianettadera@yahoo.com

Dera, how’s life? Singapore so friendly so far. Lama ya nggak ketemu. Pengen deh ketemu sama kalian terus bilang terima kasih karena udah ngasih titik terang dan secara nggak langsung maksa aku masuk design. But that’s which I wanna say thanks for. Design tu gue banget Der. Ngabisin waktu di depan laptop, ngotak atik corel, adobe and others that being my friends now. And I’m enjoying. Aku jadi inget, kalian meluk aku kenceeeeng banget pas aku nangis haru sesenggukan saat dapetin surat lolos full scholarship ini. Foto kalian masih dipampang di wallpaper laptop. Jadi, pas aku mau ngerjain tugas kampus, kalianlah yang pertama kali aku liat. Tawa kalian bikin kangen L.

Tugas lagi banyak nih Der. Bukannya nggak mau cerita panjang lebar. Tapi ya gimana, musti bikin design buat backdrop acara kampus. Ya, gini-gini seorang Kanova dibutuhin juga lhooh buat event di kampus. Hhee :D besok kalo udah longgaran, sambung lagi ya?

Bye Dera ;)


Simple e-mail dari Kanova, tapi meaningful. Aku ikut senang karena dia udah bisa benar-benar mencelupkan diri di design. Bayang bayang sekolah farmasi mungkin sudah menua dan keropos, hingga lebur bersama lautan saat ia menyebrang dari Batam ke Singapore. E-mail ke-enam dari Miranda. Ni anak satu juga salah satu yang paling bikin kangen. Ramenya, kocaknya, victorianya, semua deh. Kadang berpikir juga, gimana besok nasib pasien-pasiennya kalo dokternya aja gila macem dia. hhaahaaa.


From       : mirandavareswara@yahoo.com

To           : gianettadera@yahoo.com



Deraaaaaaaaa kemana aja kamu? Nggak pernah keliatan batang idungnya. Songong nih jarang pulang, hah! Wait, ini kamu yang emang nggak pernah pulang apa aku yang keseringan bolak-balik pulang ya? Hahaaa, sorry sih yaa kediaman sama kampus UNS deket. Jadi yaa bisa mondar-mandir :p hahaa

Gimana HI Der? Seru? Pasti politik-politik dan sebangsanya gitu ya? Kalau kedokteran kece juga lhoh. Seneng deh kalo pas praktikum gitu. Bedah-bedahan. Syukurnya sih yang dibedah masih sebangsa kodok, dan tikus putih. Coba kalau yang lain, nggak tau deh. Maaksudnya, bedah buaya ato apa gitu lhoo, kan berabe, wuhahaaaa.

Kangen nih daydreaming sama kalian lagi. Sok sok arisan tante-tante gaje sampe obrolan tentang ayah asi, wkwkw masih inget nggak Der? SMA cepet banget ya? Kuliah aja udah jalan setaunan lebih. Gimana ya besok kita? Suami kita? Anak-anak kita? Kapan kita bisa ngobrolin hal-hal kayak gitu lagi? Dulu masalah pacar, mungkin besok tentang calon suami kali ya? Wuahaaaa. Smoga deh ya cepetan bisa ngumpul. Aku nunggu kabar kepulanganmu :D

Bye Deraaaa, dapet salam tuh dari Akang Firman. Pengen ngejitak kepalamu katanya, wuahaaa. Dapet salam juga dari mamah, nagih janjimu buat sleepover di rumah :D

Dasar Miranda, victorianya nggak ilang. Bahkan mungkin kadar bertambah setelah jadi mahasiswa kedokteran. Hahaa. Firman? Miranda masih sama Firman? Langgeng juga ya mereka. Kabar terakhir kayaknya mereka LDR-an. But yaa, love is just love. Kalo udah cinta, nyebrang benua pun bukan jadi masalah. Senyumku sedikit terhenti sejenak. Mengingat seseorang yang lain. Bagaimana kabarnya? Entahlah, aku kembali ke e-mail. Masih ada satu yang belum kubaca. Ini e-mail yang terakhir. Dari Karin. Gadis yang bersahabat dengan dunia khayal. Mengkhayalkan apa saja yang ia rasa seru untuk dikhayalkan. Dari mulai cowok, kegilaannya pada k-pop dan khayalannya tentang sekolah di Korea. Tapi kini, tak hanya khayalan. E-mail ini ia tulis dari sebuah kota sejuk di Korea Selatan, Seoul.

From       : tiffanykarin@yahoo.com

To           : gianettadera@yahoo.com



Bunderrrrrr!!!!!! Annyeong! Jaljinaeso? Kabar baik kan ya? Iyadong, sekolahnya kece, kalo kabarnya nggak baik, rugi :p haaaha

Btw, aku mau cerita aku mau cerita! Guess what? Bulan depan salah satu baju hasil design aku ikut Seoul Fashion Week. Deraa aku butuh pegangan! Kalang kabut. Oh, no. Finally I’m a designer ~~. Yonsei University tu bener-bener ngerti aku banget lah. Dan ini tu bagaikan seorang Tiffany Dianita Karin dipertemukan dengan identitas aslinya. Sekarang udah bisa bedain bangetlah antara kampus dan sekolah. SMA tu dulu memaksaku untuk mencintai apa yang aku lakukan. Fisika, Kimia, Biologi, oh My Lord. But now, university menuntunku untuk mengerjakan apa yang aku cintai. And I love Fashion Design. This is my way Dera!! And you also have known it.

Keikut sertaanku di fashion week besok juga gara-gara butik tempat aku part-time. Di situ aku belajar banyak Der. Tau tentang lace yang bisa aku padankan dengan batik. Shiffon yang bisa aku macthkan dengan ulos. Masih bisa bangga lah ngebawa icon Negara sendiri di negri orang. Jadi besok nggak cuman kamu yang bisa bawa nama Indonesia, tapi aku juga bakal ikut andil tapi lewat bidangku, fashion J

Oiya, tau nggak sih Der. Jaman SMA susah banget kan aku dapet ijin buat nonton konser boyband girlband kece Korea pujaan hatiku. Sekarang, sampai saat ini udah belasan kali aku bisa nonton. Dari mulai Shinee, Super Junior, EXO, 2NE1, Big Bang aaaa banyak deh. Lalalalalaaaa senangnya dalam hati ~~

Well, this is from me, Bunder. Reply me soon. Share your new life. Bye. *bighug*



Oh My God. Satu per satu sahabat-sahabatku benar benar sudah memetik buah dari benih yang mereka tanam. Aku di sini patut berbangga atas kalian. Aku, Gianetta Dera Widyastari yang sejak dulu mempunyai mimpi untuk bisa duduk di sebuah kursi gagah yang di depannya diletakkan name tag berisikan nama dan jabatan sebagai seorang duta besar Indonesia untuk negara adidaya. Gadis yang biasa disapa Dera yang sejak dulu bermimpi untuk merasakan edukasi di negara luar. Dan kini, gadis ini terdaftar menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi bernama The University of Queensland di Australia. Mengambil Prodi International Relation melalui jalur Full Scholarship. Aku mulai menulis e-mail balasan untuk mereka.


Miss you too guys. Seneng banget rasanya denger berita kesuksesan kalian satu per satu. Ketercapaian mimpi mimpi kita di masa putih abu abu yang pernah kita rajut bersama. Meniup balon impian bersama dan kemudian menerbangkannya secara serentak. Kita pernah sepakat bahwa sahabat bukanlah sekelompok orang yang selalu memiliki visi, misi dan impian yang sama. Namun sebaliknya, kita tak mau memiliki mimpi yang sama hanya karna title persahabatan. Aku dan kalian mempunyai mimpi yang berbeda. Aku dan kalian tak bisa dipaksakan untuk sama sama berada pada jalur yang satu. Tapi inilah yang ternyata kita mau. Kesuksesan di masing-masing bidang yang membawa kekayaan varian. Hal yang bisa dijadikan cerita kelak. Hal yang bisa dipandang tak hanya dari satu sisi. Tapi bisa dari justifikasi politik, kesehatan, kedinamisan design dan lainnya.

Yean, aku ingin suatu saat kau menelponku dan berkata “Der, aku berhasil membuat diagram impianku. Aku yang akan ikut andil menekan pertumbuhan penduduk dan menarik garis ke atas kurva kesejahteraan.”

Dinka, betapa senangnya aku kelak jika nanti di saat aku telah benar benar menduduki kursi duta besar mendapat kabar darimu “Dera, barusan aku buka cabang di negara di mana sekarang kamu tinggal. Mampir ya? Ada rasa baru yang bakal ngingetin kamu tentang Indonesia.”

Zara, aku bakal menantikan disaat kamu tiba-tiba menemuiku di sebuah lobi hotel dan berkata “Der, meeting antara World Bank dan Embassy dimulai setengah jam lagi.”

Shena, aku tunggu janjimu. Kamu akan menghubungiku untuk sekedar meminta doa agar Rumah Sakit yang kau dirikan bisa menjadi wadah bagi orang-orang yang memang benar-benar membutuhkan perhatian di bidang kesehatan. Utamanya seperti yang kau katakan, di daerah yang tak terjamah tangan tangan medis.

Kanova, aku ingin suatu saat nanti kau mengirimkanku katalog katalog bergambar design-design yang engkau buat sembari menuliskan pesan “Projectku setengah tahun ini Der, masih setumpuk project yang bahkan belum aku tandatangani karna deadline yang terlampau banyak.”

Miranda, suatu saat aku akan mendengar namamu disebut di surat kabar bahwa kau berhasil menggalakkan program ayah asi yang menjadi progjamu. Kamu yang jadi narasumber dari seminar-seminar diberbagai wilayah. Yang pada akhirnya memperkecil angka kematian bayi Indonesia.

Dan kau Karin. Sebagai duta besar yang pastinya ingin mengangkat budaya Indonesia. Menjadi sebuah kehormatan untukku jikalau suatu saat kau yang merancang busana kerjaku dengan balutan kain Indonesia. Kau juga yang nantinya akan tampil dalam Vogue.com  yang menampilkan hasil karyamu yang tak kalah dengan designer ternama lainnya.

Guys, dari Queensland aku berdoa. Mimpi yang kita kepakkan bersama aku harap bisa benar benar mengangkasa. Berkata pada dunia bahwa, kita gadis-gadis remaja yang memegang erat keyakinan akan mimpi-mimpi bisa benar-benar melukis pelangi masa depan.

See you soon this winter guys J




With love, Dera



 Send to all



To be continue . . . .

Jumat, 10 Agustus 2012

When We’re in Love




When we’re in love,
The clouds which are swimming at sky shape like a love
Shape like his initial name
And sometimes it draws his smile
But in condition, the clouds would be transforming as a black grey
And slowly being rain and storm


When we’re in love
A soft rain sounds like the instrument of a lullaby
Sounds like the tinkle of piano
And make the two of us getting closer to get warm
But then, this kind of little rain growing harder and harder
With the lights and thunder


When we’re in love, the waves of the sea seems like waving their hands to greet us
Caress, tickle and make us flying cause the happiness we got
But, sometimes the waves are big liar
Come and go whatever they like
Whenever in day or at night


When we’re in love
A seed of a red rose always grow in rhythm with the love we bring
Growing, be a bud of the flower
With the power of love, it blossoms to be a beautiful red rose
But, in the day after, this rose started to pale, bent down dried off
And in the end it falls down one by one before die


When we’re in love
Everything will be showed as pretty as the rainbow
Paint the colorful story inside
Whether it’s red or pink until grey and black


Love isn’t just about
A guitar instrument which always sounds harmony with its symphony
Isn’t just about Nil which always flowing calm
But love is also about the broken guitar’s string
And about the Niagara waterfall which can drop everything down cruelly


Love is life happiness and the sorrows of life




I wrote this poem based on the story of mine. About the story in the past related with love. And now I realized that love needed two people who have mature, understand one another, care each other, trust, and honesty. Because love isn’t something you can play with.

Whisper




Actually this song was made by me on November 2011 with the fool background story. Whahaaa, how can I say it? Actually this song related with the past posting titled “Eclipse”. So, this is the lyrics :








Once I see you

There’s no feeling 

That tell me that you are wonderful

But when you walk alone

And let me hear beautiful voice in front of me

I cant control my heartbeat that was so fast

When you look me in the eyes

And it still memorized in my mind

We each other so far

I just can stalk you from your site

Ask the God how could you know

This whisper of love

Jumat, 30 Desember 2011

Wonder Woman


Hari ini rumah sepi, hanya ada aku dan seorang wanita paruh baya yang membantu meringankan pekerjaan rumah dalam hal menyetrika baju. Sederhananya, dia penyetrika baju di rumahku. Mungkin sekilas, dia hanya sesosok wanita biasa yang mengais rezeki dari rumah ke rumah. Namun di balik keluguann wajahnya, dia masih menyimpan kebaikan kebaikan yang lain. Mungkin bisa dibilang sulit menemukan orang seperti dia saat ini. Kejujurannya membuat kita salut dan mempercayainya. Bayangkan saja, saat ia menemukan apapun di kantong baju setrikaan. Uang berapapun besarnya entah 100 rupiah, 1000 rupiah, 50.000 rupiah dan bahkan permen aja dia bilang dan dikembalikan pada kami. 

Dan hari ini setelah selesai mengerjakan tugasnya, dia mengajakku bercerita. Sambil menunggu hujan reda agar ia bisa pulang. Dia seperti sudah mempercayaiku untuk mendengarkan kisah hidupnya. Dari mulai ia yang dulunya kerja di pabrik, bertemu ayah dari anaknya yang sekarang sudah menjadi mantan suaminya, sampai dengan cerita tentang anaknya yang berhasil membuatnya menangis. Ia merasa kurang bisa menjadi orang tua yang membuat anaknya hidup berkecukupan. Dengan segala kehidupan yang harus bisa merasa cukup, ia menangis melihat anaknya yang kini sudah tumbuh menjadi anak SMA untuk tahun yang pertama. Ia bangga terhadap anaknya yang kini sudah mulai bekerja part time setiap hari minggu di sebuah pemancingan. Seorang anak laki-lakinya yang dahulu ikut merasakan pahitnya ditinggal oleh sang ayah yang ternyata main belakang. Sang ayah yang mempunyai wanita idaman lain di luar sana. 

Yang aku salutkan adalah, dia seorang anak laki-laki yang kini beranjak remaja tak mempunyai keinginan sedikitpun untuk berfoya-foya di luar sana bersama teman-temannya. Hari minggu yang seharusnya digunakan untuk istirahat atau malah refreshing dengan para sahabat ia gunakan untuk mengais rezeki. Cita-citanya untuk membahagiakan ibunya sangatlah tulus. Ia tak ingin melihat ibunya akan terus menghabiskan tenaganya mengubah energy listrik ke energy panas alias menyetrika baju milik orang-orang yang membutuhkan jasanya. Kerja part time yang kini ia jalani pun merupakan keinginan dia sendiri, bukanlah kemauan sang ibu. Ia begitu sayang dan cinta kepada ibunya. Ia tak mau melihat sang ibu dimiliki oleh lelaki dewasa lagi. Maksudnya ia tak mau melihat ibunya yang sebenarnya memiliki paras yang ayu ini menikah untuk kedua kalinya. Ia tak mau ibunya disakiti laki-laki lagi. Dia tak mau melihat ibunya terluka. Bahkan saking bencinya terhadap masa lalunya yang kelam itu, ia benci terhadap lelaki manapun yang meninggalkan istrinya tanpa alasan dan membiarkan ia membesarkan anaknya yang masih balita sendirian, seperti kisah masa lalunya.  

Merinding aku mendengarnya, rasanya aku ingin ikut menangis. Tapi sebisa mungkin aku tahan, aku tak mau melihat ibu itu semakin lemah, karena yang aku tahu dia sosok yang kuat. Sosok wanita tegar yang telah berhasil melewati masa-masa pahit ditinggal sang suami dengan seorang balita di gendongannya. Kini, dengan segala kerendahan hatinya, dan kejujurannya yang sangat tinggi, kami para tetangganya mempunyai apresiasi yang besar terhadapnya. Seorang wanita sederhana yang selalu berusaha bekerja sekuat tenaga untuk menyekolahkan anak laki-laki satu-satunya agar kelak akan bisa membawanya ke kehidupan yang lebih baik. Amin 

Selasa, 13 Desember 2011

Courage to Dream !


There are 2 groups of people saying their opinion about “dream”. A side says “never stop to try to reach your dream, even though you have to fly away to the sky.” But the other says “don’t dream too high! You will fall so badly if you don’t get it! Just realize your real life!”. 2 contrast opinions.

Firstly, maybe yes I just let me to allow the river flow. But nowadays, slowly I get the meaning of what we call “DREAM”. 

Dream is a word with a bunch of means. Dream is not just an activity that quite easy. Need a lot of braves that not everyone has it. 

Let’s talk about me. Yes, I am a dreamer, also believer. So many dreams I put in here, in my heart, in my mind and in all the part of my life. Maybe first I got desperate why do I can get my biggest dream till now. I was crying, desperate, totally disappointed with me myself. Why do I can hold the one thing that was being my dream bunch of years ago? It was like a big storm that quite success hit me.
But it was months ago, definitely different than now. In this gate of 17th, I try to open my mind, to always try getting something from the past. From everything that I’ve done. From so many failed that I’ve got. I believe that God is the biggest planner in this world. The Lord will know everything that we needs. Failed is just a delay success. Lord knows that we haven’t ready to get it, we haven’t got meaning if we get it now. So, Lord will give us our big dreams, big plans in an exact time. Believe it!

But, Lord can’t easily realize it by himself. We have to ask, work hard, and finally get it. To do all that stuffs isn’t as simple as we turn back our hand. There are a lot of pebbles, stones, ravines that have to face. We have to up and down in order Lord knows how we struggle to get what we’ve asked. 

One sentence that I’ve got from my inspire woman, Agnes Monica. “Dream, Believe and Make it happens”. Simple quote but not just has a simple mean. :)

So, once again I asked myself and everyone who read this article to be BRAVE TO DREAM!! Brave to realize it, even though you have to be different. Because it isn’t wrong if you have to be different to get a big changes in your life, positively! 

Are you ready guys? 

Yess, all of us ready to create our own histories. :)