Jumat, 30 Desember 2011

Wonder Woman


Hari ini rumah sepi, hanya ada aku dan seorang wanita paruh baya yang membantu meringankan pekerjaan rumah dalam hal menyetrika baju. Sederhananya, dia penyetrika baju di rumahku. Mungkin sekilas, dia hanya sesosok wanita biasa yang mengais rezeki dari rumah ke rumah. Namun di balik keluguann wajahnya, dia masih menyimpan kebaikan kebaikan yang lain. Mungkin bisa dibilang sulit menemukan orang seperti dia saat ini. Kejujurannya membuat kita salut dan mempercayainya. Bayangkan saja, saat ia menemukan apapun di kantong baju setrikaan. Uang berapapun besarnya entah 100 rupiah, 1000 rupiah, 50.000 rupiah dan bahkan permen aja dia bilang dan dikembalikan pada kami. 

Dan hari ini setelah selesai mengerjakan tugasnya, dia mengajakku bercerita. Sambil menunggu hujan reda agar ia bisa pulang. Dia seperti sudah mempercayaiku untuk mendengarkan kisah hidupnya. Dari mulai ia yang dulunya kerja di pabrik, bertemu ayah dari anaknya yang sekarang sudah menjadi mantan suaminya, sampai dengan cerita tentang anaknya yang berhasil membuatnya menangis. Ia merasa kurang bisa menjadi orang tua yang membuat anaknya hidup berkecukupan. Dengan segala kehidupan yang harus bisa merasa cukup, ia menangis melihat anaknya yang kini sudah tumbuh menjadi anak SMA untuk tahun yang pertama. Ia bangga terhadap anaknya yang kini sudah mulai bekerja part time setiap hari minggu di sebuah pemancingan. Seorang anak laki-lakinya yang dahulu ikut merasakan pahitnya ditinggal oleh sang ayah yang ternyata main belakang. Sang ayah yang mempunyai wanita idaman lain di luar sana. 

Yang aku salutkan adalah, dia seorang anak laki-laki yang kini beranjak remaja tak mempunyai keinginan sedikitpun untuk berfoya-foya di luar sana bersama teman-temannya. Hari minggu yang seharusnya digunakan untuk istirahat atau malah refreshing dengan para sahabat ia gunakan untuk mengais rezeki. Cita-citanya untuk membahagiakan ibunya sangatlah tulus. Ia tak ingin melihat ibunya akan terus menghabiskan tenaganya mengubah energy listrik ke energy panas alias menyetrika baju milik orang-orang yang membutuhkan jasanya. Kerja part time yang kini ia jalani pun merupakan keinginan dia sendiri, bukanlah kemauan sang ibu. Ia begitu sayang dan cinta kepada ibunya. Ia tak mau melihat sang ibu dimiliki oleh lelaki dewasa lagi. Maksudnya ia tak mau melihat ibunya yang sebenarnya memiliki paras yang ayu ini menikah untuk kedua kalinya. Ia tak mau ibunya disakiti laki-laki lagi. Dia tak mau melihat ibunya terluka. Bahkan saking bencinya terhadap masa lalunya yang kelam itu, ia benci terhadap lelaki manapun yang meninggalkan istrinya tanpa alasan dan membiarkan ia membesarkan anaknya yang masih balita sendirian, seperti kisah masa lalunya.  

Merinding aku mendengarnya, rasanya aku ingin ikut menangis. Tapi sebisa mungkin aku tahan, aku tak mau melihat ibu itu semakin lemah, karena yang aku tahu dia sosok yang kuat. Sosok wanita tegar yang telah berhasil melewati masa-masa pahit ditinggal sang suami dengan seorang balita di gendongannya. Kini, dengan segala kerendahan hatinya, dan kejujurannya yang sangat tinggi, kami para tetangganya mempunyai apresiasi yang besar terhadapnya. Seorang wanita sederhana yang selalu berusaha bekerja sekuat tenaga untuk menyekolahkan anak laki-laki satu-satunya agar kelak akan bisa membawanya ke kehidupan yang lebih baik. Amin 

Selasa, 13 Desember 2011

Courage to Dream !


There are 2 groups of people saying their opinion about “dream”. A side says “never stop to try to reach your dream, even though you have to fly away to the sky.” But the other says “don’t dream too high! You will fall so badly if you don’t get it! Just realize your real life!”. 2 contrast opinions.

Firstly, maybe yes I just let me to allow the river flow. But nowadays, slowly I get the meaning of what we call “DREAM”. 

Dream is a word with a bunch of means. Dream is not just an activity that quite easy. Need a lot of braves that not everyone has it. 

Let’s talk about me. Yes, I am a dreamer, also believer. So many dreams I put in here, in my heart, in my mind and in all the part of my life. Maybe first I got desperate why do I can get my biggest dream till now. I was crying, desperate, totally disappointed with me myself. Why do I can hold the one thing that was being my dream bunch of years ago? It was like a big storm that quite success hit me.
But it was months ago, definitely different than now. In this gate of 17th, I try to open my mind, to always try getting something from the past. From everything that I’ve done. From so many failed that I’ve got. I believe that God is the biggest planner in this world. The Lord will know everything that we needs. Failed is just a delay success. Lord knows that we haven’t ready to get it, we haven’t got meaning if we get it now. So, Lord will give us our big dreams, big plans in an exact time. Believe it!

But, Lord can’t easily realize it by himself. We have to ask, work hard, and finally get it. To do all that stuffs isn’t as simple as we turn back our hand. There are a lot of pebbles, stones, ravines that have to face. We have to up and down in order Lord knows how we struggle to get what we’ve asked. 

One sentence that I’ve got from my inspire woman, Agnes Monica. “Dream, Believe and Make it happens”. Simple quote but not just has a simple mean. :)

So, once again I asked myself and everyone who read this article to be BRAVE TO DREAM!! Brave to realize it, even though you have to be different. Because it isn’t wrong if you have to be different to get a big changes in your life, positively! 

Are you ready guys? 

Yess, all of us ready to create our own histories. :)




Minggu, 11 Desember 2011

Eclipse, is YOU


Sudah hampir 2 bulan semenjak pertemuan pertama itu. Sudah hampir 2 bulan pula rasa itu tetap sama. Entah, bisa dibilang “amazed” yang berlebihan. Bagaimana bisa seseorang mengalami perasaan yang luar biasa hanya karena tatapan matanya, melihat cara ia berjalan, dan mendengar ia berbicara dalam waktu yang singkat? Dia, orang yang bahkan tak mengenalku, atau bahkan mengingatku pun tidak. Dia, yang notabene anak gaul Jakarta, yang menuntut ilmu di sebuah sekolah bergengsi nusantara telah berhasil mencuri perhatianku. Tak hanya perhatian, dia telah behasil memasuki dunia malamku, dunia mimpiku tanpa ketok pintu. Dia juga telah memaksaku untuk menjadikannya tokoh utama dalam theater of mindku. Dia, hanya dia orangnya.

Untuk kedua kalinya aku berhasil menemuinya. Perjalanan 2 jam menuju venue tak membuatku patah arang untuk hanya sekedar melihatnya. Namun, perjalanan tak semulus yang terkira. Butuh waktu cukup lama untuk mengendus keberadaannya. Alhasil gelar “wind mill boy” aku anugrahkan kepadanya karena memang ia layaknya kincir angin yang tak pernah jenak berdiri dan duduk diam. Selalu berusaha bergerak dari tempat satu ke tempat lainnya. Seperti tenaganya tak pernah habis untuk sekedar berjalan-jalan tak tentu arah ke sana kemari. Dan hal itu pula yang membuatku juga tak patah semangat untuk mendapatkan kesempatan menyapa, berbicara atau bahkan berjabat tangan dengannya. Ke manapun ia berjalan, seakan kaki ini akan terus mencari jejaknya untuk diikuti. Dan betapa Tuhan menyayangiku, sempat aku kehilangan jejaknya, namun tak disangka, aku mendapatkan kesempatan itu. Menyapa, berbicara, dan berjabat tangan dengannya. What the! I can catch his eyes AGAIN! Membalas senyum manisnya, mendengar suara beratnya, dan pastinya menjabat tangannya. 

Dialog yang sangat amat singkat tersebut seperti guyuran hujan di kemarau panjang yang tak usah ditanya, membuatku berbunga. Percaya atau tidak, di tengah-tengah teman-teman yang pulas di perjalanan pulang, aku tak bisa sedikitpun memejamkan mata. Rasa lapar serasa hilang. Malahan, aku cuma bisa ketawa-ketiwi mengingat kejadian yang baru saja aku alami. 

Itu pertemuan keduaku yang kira-kira sudah sebulan yang lalu. Biasanya yang terjadi pada seseorang yang hanya mengagumi seseorang yang tak ada kelanjutan komunikasinya adalah perlahan bisa melupakannya. Tapi tidak untukku kali ini. Perasaan ini masih sama. Aku yang mengaguminya dan ingin mencoba mengenalnya. Kadang aku tersadar bahwa dia itu unreachable. Hanya jauh dalam angan, hanya sebuah mimpi yang berpeluang sangat kecil untuk diraih. Dia, seseorang yang tak pernah tau bahwa di sini ada seseorang yang mengaguminya, yang ingin mengenalnya lebih jauh. 

Andai saja, ia melihat gerhana bulan kali ini. Aku ingin ia tahu bahwa eclipse kali ini seperti cerminan hati ini yang mulai merapuh karenanya. Bulan yang awalnya bulat, kemudian menghilang dan akhirnya muncul perlahan dari mulai sebesar thumbnail hingga bulat utuh seperti semula. Hatiku yang utuh sempat menghilang kau curi. Dan aku berharap kau jugalah yang mampu mengembalikannya utuh, perlahan, namun bahagia di akhir cerita. Utuh dan mampu menerangi malam yang bertabur bintang.

Ya, semoga sang rembulan di atas sana mau membantuku menyampaikan bisikan hati ini kepadamu. Tepat sasaran di lubuk hatimu. :) 

 

Home Coming Day 2011


Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Home Coming Day diadakan pada tanggal 23 Agustus 2011 di RM Ilham Brajan. Untuk persiapan anak anak LA5ER sebagai empunya acara dihimbau dateng jam 2.30. Tapi dasar jam Indonesia masih melingkar di tangan masing-masing #jamkaret jadi yaa belum semuanya on time bisa ngumpul jam segitu. Kekhawatiran gga berhenti sampe di situ, sampe jam 16.30 jam yang dijadwalkan dimulainya acara, masih sangat sedikit undangan yang dateng, keliatan dari masih lowongnya aula di rumah makan tersebut. Karena kita anak-anak baik, jadi kita tunggu sampe jam 17.00. Dan yang dateng udah lumayan banyak. Pas acara dimulai baru deh sisa undangan beriringan dateng. Agung sebagai sie acara udah ribet sendiri pas acara dimulai. “Cepet cepet! Durasi durasi! Pinjem hape, buat mantengin jam!” katanya dengan tampak paniknya. 

Yang special di HCD tahun ini adalah adanya performance dari mas Manda LQI. Bukan mas Mandanya yg special yaa? Tapi acaranya, biasanya kan gga ada performance performance an. Hhaa,. Then, 10 menit sebelum bedug, games dimulai. Pengelompokkan group dimulai. Aku mulai ngakak pas nama ‘Adhi’ dari Immersi 4 dipanggil. Nggak kebayang donk dia maen games ini? Kalian musti tau kalo gamesnya itu pake hulla hop getoh. Estafet hulla hop yang musti dilewatin badan. Dan kalian juga musti tau kalo badannya mas Adhi itu kan “langsing” banget. Hhhheeeee… *peace masss… #nyengir. 

Bedug ditabuh, Adzan berkumandang lansung sikat aja deh es campur yang penuh cerita itu. Hhaa…. Penuh cerita? Hha..iya nih, tapi kalo diceritain di sini ribet ngrangkai kata-katanya. Setelah itu dilanjutin makan besar. Sebelumnya mbak Sarah dkk uda kasih kode, *laper jadi mereka nyuruh aku buat mempersilahkan Pak Val dan Bu Eti untuk dahar terlebih dulu. Tapi karena beliau beliau ini menghendaki untuk fleksibel saja eee..langsung deh anak-anak LQI rebutan piring layaknya anak-anak yang nggak ketemu nasi beberapa lama. E bushhheeett,,..

Saat makan bareng ada cerita antara Selma sama Hussein nih! Mereka makan hadap-adapan kayak lagi candle light dinner gitu deh mameeen.. tinggal nambahin lilin jadi deh! Hhaa,,. Setelah acara makan-makan dan sholat adalah free time. Tapi malah jadi ajang karaokean gitu. Mas Manda ditemenin mas Johan #lagi kembali ngeksis dengan membawakan lagu Puspa milik ST12 tapi jadi jazzy jazzy gimana gitu deh… oke gue akuin jadi baguuuuss bangeet mameenn!! Gue sukaa! Hhaa., setelah mas Manda turun stage gentian mbak Jyestha sama mas Aye yang unjuk gigi. Tetep dengan Price tag kebanggaannya mereka menggoyang aula *walopun nggak ada yang goyang. Dikira uda selesai, eee ternyata mbak cai laik alias mb cilik alias mbak Hening mau ikut nyanyi juga. Trus kali ini yang genjreeng gitar mas Ega yang baru aja pulang dari Istana Negara menyelesaikan tugas negaranya sebagai anggota koor kenegaraan. Iihh wwwaaaaww!! Born this way by Lady Gaga mengalir gitu aja. E busshhet juga nih, suaranya melengking bening mamen. Joss! 

But, karena udah jam 19.00 akhirnya acara ditutup. Well, secara resmi acara udah selesai. Tapi dasar anak-anak kurang kerjaan. Kita masih stay di sana dan ngelakuin berbagai macam aktifitas. Ada yang nyanyi-nyanyi nggak jelas (masak iya soundtrack Indom*e dinyanyiin juga?). Ada yg main poker, main hulla hop, foto-foto dan lainnya. Then, muncul ide, maen games tadi dengan peserta LA5ER VS LQI. Currraaaaannnnnnggg!!! Permainan musti diulang berulang kali gara-gara LQI ngajarin curang ni! Triak-triakk nggak genah gitu lah pokoknya… saat permainan sportif, akhirnya LA5ER menang! Uyyeee!!!

Jumat, 26 Agustus 2011

English Camp 2011


From : Mr. Val
Setelah selesai test, diharap ke ruangan saya.

What? Ada salah apa aku sampe pak Val guru Bahasa Inggris manggil dan nyuruh aku menghadap? Sesuai perintah, sepulang sekolah yang kebetulan lagi ada test semester 2, aku bareng Sekar jalan ke ruang Wakasek dan menemui Pak Val. Tapi ternyata di sana udah ada Untoro, Mas Ega dan Adimas Raka. Ternyata setelah dijelaskan maksud dan tujuan beliau yang didampingi Mrs. Eti memanggil kami adalah kami akan dikirim ke acara English Camp 2011 mewakili sekolah. Dengan pembagian tugas : Mas Ega, Sekar dan Untoro mengikuti Science Quiz sedangkan aku dan Dimas bertugas untuk membawakan sebuah cerita untuk mengikuti Story Telling Contest. 

Dengan persiapan yang sangat mepet dan serba kepepet akhirnya hari Senin 11 July 2011 kami berangkat dari Kampus 13 bersama Mrs. Eti, Mrs. Betti dan Mensieur Addien sebagai drivernya (hheee). Sesampainya di Boyolali, kota asal gueeh kita mampir di soto seger mbok giyem buat isi perut (lunch). Then, perjalanan dilanjutkan hingga sampai di sebuah Desa Salib Putih Salatiga.

Kesan pertama menginjakkan kaki di Salib Putih adalah “wwaaaawwww!!!! Awesome! Kayaknya bakal betah nih! Tempatnya kereeen gweeellaaaakk!”. Setelah melakukan registrasi akhirnya kita dapet tenda masing-masing. Dengan perjuangan yang tak mudah, kami membawa koper kami masing-masing ke tenda kami. Dan kalian tau sodarah-sodarah? Jalanan ke tenda didesign bertangga dan tersusun dari bebatuan. We have to work hard for it. 

Akhirnya sampai juga di tenda nomer 21. Dan ternyata di sana udah ada 2 wanita delegasi dari SMA 2 Purwokerto. Mbak Dhini dan Mbak Chandra namanya. Dan disusul 2 delegasi dari Pekalongan, si Fanny dan Galuh. Setelah istirahat sebentar, kami bergegas mandi dan melakukan upacara pembukaan dengan dress code seragam OSIS. Malamnya kami melakukan small game bareng Miss Kiky.

Hari selanjutnya adalah hari pertempuran. Diawali dengan Science Quiz Sekar, Mas Egad an Untoro menguras tenaga dan fikirannya untuk bertanding. Siangnya gentian aku dan Dimas yang harus fighting di StorTell Competition. Kalo boleh jujur tuh aku di English Camp nggak mencari kemenangan kayak lomba-lomba sebelumnya. Sebenarnya aku di sana lebih pengen have fun dan cari banyak teman. Jadi pas diumumin kalo SMA 1 Klaten tidak bisa mengirimkan delegasinya ke Final aku biasa-biasa aja. Hheee… 

Dalam E-Camp ini nggak Cuma diadain lomba macam gituan. Tapi di sana kita diajarin cara bikin pupuk kompos, pembuatan kopi dan juga diajak jalan-jalan ke Randu 100 tahun yang jaraknya cukup jauh dari penginapan. Dan kalian harus tau kalo lintasan jalannya Astadjim banget deh. Naik turun bukit penuh ilalang. Ditemani sang surya yang hampir tenggelam kita berusaha untuk menikmati perjalanan dengan ngobrol sama temen baru dan nyanyi lagu-lagu yang kita suka.



Mungkin yang paling keinget dimemoriku adalah Camp Fire. Udah nggak bisa diungkapin dengan kata-kata deh pokoknya. Kita latian bareng dengan group masing-masing. Group yang udah diacak dengan sekolah lain. Tapi aku, sekar dan dimas kebetulan ada di satu group dan mas ega satu group sama untoro. Sebelumnya kita udah latian dengan waktu yang singkat dan alat music sederhana. Akhirnya kita nyanyi lagu medley I’m Yours.nya Jason Mraz, Percaya Padaku nya Ungu, Anak sekolah dan Pergi untuk kembalinya Ello. Dan kami menamai group kami dengan sebutan Extreme Ethnic. Delegasi dari Klaten, RegPac, dan Ngapakers berkumpul menjadi satu. Malam Camp Fire berlangsung meriah. Saking meriahnya acara yang direncanakan selesai pukul 10 malam menjadi sangat amat molor karena akhirnya berakhir pada pukul 1 dini hari. Although our theme is Go English, tapi nggak nutup kemungkinan kita bawain lagu Indonesia. Bilingual gitu lahh… Acara ditutup dengan acara gandengan tangan seluruh peserta English Camp dan nyanyi bareng *lagunya apa yaa itu? Lupa nih, kebanyakan nyanyi sih! Hhee.. Kirain acara uda rampung dan tinggal balik tenda, ternyata masih lanjut seru seruan dengan ajeb-ajeb dangdutan. Wkakaakkk.. Lagu penutup *sekarang benar benar penutup kocak banget! Cinta kita tak terpisahkan walau di akhir zaman. *Judulnya apa yaa?

Paginya rencana field trip sengaja dibatalkan karena para peserta English Camp masih enak-enakan sembunyi di balik selimut. Hhaa.. Hari ini jadwal kita untuk pulang. Sedih sih, tapi yaa mau gimana lagi? Waktu tlah berkata untuk mengakhiri camping ini. Tapi teteeepp.. sebagai insan yang sangat menjunjung tinggi seni fotografi, kita nggak lupa nyempetin foto-foto di sana. Sampe puasssss deh pokoknye. . . 

 camp fire nya niiihh..
 
extreme ethnic :)

tenda 21 :)

 delegasi SMA N 1 Klaten

Sebelum pulang, kita dikasih amplop putih yang ternyata uang saku buat kita. Dan nominalnya cukup lumayan buat anak SMA macem kita. 250 ribu per anak mameeenn!!! Hhiihii. Selain dapet duit, kita juga dapet training, tas, dan alat tulis. Tambah lumayaan banget kan? Makmur banget deh ni idup. Setelah selesai upacara penutupan dan pamitan sama temen-temen ECamp-ers yang lain. Delegasi Klaten meluncur pulang. Tapi sebelum pulang ke kampung halaman kita mampir buat lunch di sebuah rumah makan yang jawa banget. Tempatnya nyaman, makanannya enak dan yang lebih menyenangkan adalah pesen menu sesuka hati tanpa perlu keluar duit. Hhaa. .

dapet duit

iga bakar plus lemon tea :)

Itulah cerita English Camp 2011 yang penuh kenangan. Jadi kangeen mereka nih! Berharap bisa reunion lagi yaa? Hhiihii..