Senin, 01 Agustus 2011

Gagal bukanlah Akhir


 GAGAL. Kata yang sudah tak asing lagi bagi kita. Aku yakin kalian semua pernah mengalami apa yang disebut dengan gagal. Lalu apa yang kalian rasakan? Sedih? Kecewa? Marah? Yaah… mungkin gabungan dari itu semua. Sama halnya seperti manusia lain, aku sudah sering merasakan kegagalan. Namun kegagalan yang paling hebat yang pernah kualami baru saja terjadi beberapa waktu lalu. 

AKU GAGAL MERAIH MIMPI BESARKU! That was getting USA scholarship.

Kecewa berat yang aku rasakan. Bagaimana tidak? Aku hanya tinggal selangkah menyelesaikan tahap akhir seleksi. Tapi mungkin Tuhan punya rencana lain. Namaku tak ada pada pengumuman terakhir itu. Dyaarr! Bagaikan disambar petir, hatiku hancur berkeping-keping. Aku berpikir “How fool I am. I can’t be perfect in the last selection. How did it happen? I’ve done my best! That was my big dream. But I can hold it! What the h*ll!”. Mungkin itulah yang terlintas dipikiranku saat pertama melihat kegagalanku. Ya aku menangis. Aku menyesal. Aku mencari-cari apa yang membuatku gagal. Ditambah lagi Mamiku yang menghiburku dengan kata-kata bijaknya malah semakin menyudutkanku kenapa aku tak bisa meraih itu semua agar kedua orangtuaku lebih bangga. Kenapa?

Aku menangis. Tersedu. Tapi apa daya? Di saat terpuruk seperti inilah sahabat sahabatku datang merangkulku. Menyemangatiku dengan kata-kata yang begitu bermakna bagiku. 

“Keep spirit darling! Kamu udah bikin aku bangga kok. Aku percaya Tuhan punya rencana lain yang jauh lebih baik buat kamu. Entah esok, lusa atau berapa lama lagi Tuhan bakal memberimu yang lebih baik. Percaya deh! ;)” tulis Uplid di sms.nya.

“Tetap senyum Sap! Aku ikut sedih, tapi aku dan temen-temen LA5ER bakal lebih sedih kalo kamu dapet beasiswa itu karena kamu bakal ninggalin kita dan nggak bisa lulus bareng kita. Kita nggak mau membiarkanmu lulus sendirian tanpa kita. J” itu kata Pahlul

“Ojo nangis ya Pie? Belum rezekimu. Masih ada kesempatan lain. Besok kita ke sana bareng-bareng aja! Hheee… hapus airmatamu ya?” kelakar si Ina.

Ya,.kata-kata para sahabatku itulah yang membuatku semakin sadar bahwa Tuhan tak menginginkanku mendapatkan hal itu sekarang. Mungin esok, lusa atau entah kapanpun itu. Dan aku sangat mempercayainya.

Yang bisa aku ambil dari sebuah kegagalan adalah proses pendewasaan kita. Gagal diciptakan bukan untuk membuat seseorang putus asa dan menyerah, malah sebaliknya Tuhan akan mencari tahu sejauh mana hambaNya tersebut bertahan untuk tetap berusaha membuat kegagalannya kemarin menjadi kemenangan di esok hari. Kegagalan membuat kita mengerti bahwa untuk mendapatkan apa yang kita inginkan itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada usaha keras dan berdoa pada Tuhan. Itu kuncinya. Keep spirit guys! Jadikan kegagalanmu kemarin sebagai pelajaran berharga agar tak mengulanginya lagi. Agar ke depannya KEMENANGAN yang akan kita dapatkan! 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar